Saudaraku, belajarlah tentang akhlaq Rasulullah s.a.w. dan bagaimana perkataan beliau. Kendalikan sebuah benda kecil yang seringkali tidak terkendali. Benda kecil itu adalah lidah. Tinggalkanlah berghibah, berdusta, sumpah serapah, mencela, sarkasme, dan berkata buruk. Daripada mengucapkan hal-hal seperti itu, cobalah untuk menyemangati orang lain dan memuji mereka.
Saya kenal dengan seorang ibu tukang cuci bernama Bibi Sharifa (almarhumah). Dia meninggal pada tahun 1985. Bibi Sharifa punya watak kasar dan suka bertengkar. Dia pernah mendatangi saudariku pada suatu hari dan berkata “Adikku sering sekali bertengkar denganku.”
Saya tahu, sebenarnya, Bibi Sharifa-lah yang memulai pertengkaran lebih dulu, bukan adiknya, karena saya kenal betul bagaimana wataknya. Kemudian Bibi Sharifa berkata “Berikan aku jimat yang bisa membuat semua orang patuh padaku.” Saudariku kemudian menggambar beberapa garis asal-asalan pada secarik kertas, menggulungnya, dan berkata “Bibi Sharifa, ketika pertengkaran terjadi, maka tempatkan jimat ini di mulutmu. Syaratnya, jimat ini jangan sampai jatuh dari mulutmu. Jika jimatnya jatuh maka tidak akan ampuh.”
Kenapa saudariku melakukan ini? Untuk membungkam Bibi Sharifa, karena dialah sebenarnya yang memulai pertengkaran. Bibi Sharifa kembali seminggu kemudian dan berkata “Anda memberikan jimat yang sangat ampuh sehingga semua pertengkaran berhenti.” Kenapa begitu? karena dia jadi diam. Ketika pertengkaran apapun terjadi, dia akan menaruh kertas itu di mulutnya dan hanya duduk berdiam diri. Itulah mengapa semua pertengkarannya langsung berhenti.
Karenanya aku akan memberikan nasihat ini pada anda. Ketika anda terlibat dalam pertengkaran, janganlah marah dan diamlah. Perhatikanlah, setelah beberapa hari kedamaian akan bersemi kembali di rumah anda. Kita melihat di zaman sekarang perceraian telah meningkat dengan drastis. Baru beberapa bulan menikah, seorang suami dengan mudahnya berkata, “Aku menceraikanmu!” Ini dikarenakan seringnya pertengkaran dalam rumah tangga karena tidak cukup toleransi dan maaf-memaafkan antara suami dan istri. Contohlah kehidupan Rasulullah s.a.w. Beliau senantiasa memaafkan kesalahan istri-istrinya dan orang lain. Dengan demikian, kehidupan rumah tangga menjadi harmonis dan tentram.
YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/ArceusZeldfer
0 komentar:
Posting Komentar