Oleh: Akmal Sjafril || Twitter: twitter.com/malakmalakmal
Israel tiarap karena roket-roket Hamas, pengikut-pengikut Israel disini kalap membuat pembelaan, khawatir dana tidak turun lagi kepada mereka. Teorinya bermacam-macam. Ada yang bilang ini bukan perang agama. Lalu klaim Israel atas “tanah yang dijanjikan” seperti yang tercantum dalam kitab mereka itu apa?
Ada yang bilang dalam perang tak ada yang menang, jadi semuanya kalah. Terus pasrah saja nih kalau Indonesia diserang? Dalam perang, semua kalah? Lalu kemerdekaan RI dulu didapat dengan apa? Diplomasi? Proposal? Mereka juga berkata kalau semuanya bersalah dalam perang? Katakan itu pada Jenderal Soedirman! Katakan itu pada Bung Tomo! Mereka berkata tidak usah perang, karena perang butuh biaya? Ungkapan ini malah membongkar isi kepala orang yang mengucapkannya. Karena perang butuh biaya, jadi kita pasrah saja? Atau lebih baik kerjasama dengan penjajah, karena mereka punya banyak uang? Itulah otak komprador. Orang-orang yang bicara seperti itu adalah pengkhianat. Ketika negeri dalam bahaya, pasti mereka berkhianat. Lalu mereka mengatakan Hamas berlindung di balik rakyat? Apa orang ini paham realita perang, terlebih lagi di Gaza? Orang-orang kalap ini tidak paham bahwa Gaza itu terisolasi. Mau perang dimana lagi yang tidak ada rakyatnya? Orang-orang kalap ini minta Hamas perang di tempat terbuka? Kenapa tidak sekalian minta Hamas bunuh diri seperti tentara AS di Irak? Orang-orang kalap ini juga lupa satu hal penting: Justru rakyat Gaza-lah yang mendukung dan melindungi para pejuang Hamas! Orang-orang kalap ini lupa bahwa para pejuang negeri ini juga dulu dilindungi oleh rakyat di rumah-rumah mereka sendiri, sama seperti Hamas di Gaza. Bayangkan kalau seisi negeri ini otaknya seperti para komprador kalap ini. Musuh datang, langsung menyerah, karena mereka berpikir perang berarti kalah! Para pecundang kalap yang kalah sebelum berperang ini adalah aset yang merugikan bangsa. Bisanya cuma bikin proposal.
Republik Indonesia tidak didirikan oleh para pecundang kalap seperti mereka. Kemerdekaan tidak diminta, tapi direbut Bung! Penjajah datang, bukannya diusir, malah dikasih proposal? Itulah isi kepala para komprador. Dalam perang selalu ada pengkhianat. Di Indonesia, belum perang saja sudah ketahuan siapa yang akan berkhianat. Janganlah berteman dengan para komprador. Suatu saat, anda akan ditikam dari belakang.
Hai para pecundang, berapa banyak dolar yang disuapkan ke mulut kotormu sehingga kau kalap melihat kekalahan Israel? Hai pengkhianat, demikian takut mati kelaparannyakah engkau sehingga kalap ketika sumber danamu dibombardir? Hai para pendusta, sudah begitu kalapkah engkau sampai-sampai memberikan argumen-argumen yang begitu memalukan? Tidak heran mereka cuma bisa pasrah. Sebab kemana-mana mereka propagandakan bahwa "Islam" itu artinya pasrah. Inikah kepasrahan yang kalian ajarkan? Kepasrahan para pengecut? Kepasrahan para komprador? Ketika teori-teori dungu bertebaran, tahulah kita bahwa mereka telah benar-benar kalap. Hilang akal, membabi buta, blingsatan, semua ditebas, semua ditembak, semua diterobos, yang penting pemilik modal selamat.
Kalau Jenderal Soedirman bertemu dengan orang yang bilang bahwa perang hanya menyusahkan rakyat, apa yang akan dilakukannya? Bung Tomo bertakbir, tapi ada audiens yang mengajak joget dangdut. Kira-kira beliau akan bagaimana? Mengaku nasionalis, mengaku paham sejarah, tapi tidak paham situasi di Gaza? Tanyakanlah pada para veteran perang kita, apa mereka mikir biaya ketika keluarganya dibantai penjajah? Tanyakanlah pada para veteran kita, apa mereka berperang dengan keyakinan bahwa tak ada pemenang dalam perang? Bertanyalah pada sejarah: Apakah Indonesia ini ada jika tanpa perjuangan? Jadilah intelektual sejati yang bela kebenaran, bukan yang cuma pikirkan isi perut. Jangan kalap, berpikirlah baik-baik sebelum bicara. Kalau yang kau pikirkan hanya isi perut, maka yang keluar dari otakmu tidak lbh mulia dari apa yang kau keluarkan dari perutmu.
Sumber: chirpstory.com
Sumber: chirpstory.com
YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/ArceusZeldfer
Facebook Page Lampu Islam: facebook.com/LampuIslam
0 komentar:
Posting Komentar