Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar ash-Sharqul Awsath London yang terbit pada Jumat 7/10, Duta besar Inggris di Yaman, Jonathan Wilks, ketika menjawab pertanyaan “Jika datang pemerintahan Islami untuk Yaman, apakah Anda memperkirakan akan bekerjasama dengan Anda dalam perang melawan terorisme?”, ia menjawab: “Saya berkeyakinan, dan ini analisis saya setelah satu tahun keberadaan saya di Yaman, bahwa di sana terdapat keseimbangan alami antara arus sekuler dan arus islami, antara partai berkuasa dan beberapa partai lain yang bersamanya dengan pihak oposisi dan partai-partai yang berdiri bersamanya. Juga antara perwakilan minoritas, daerah-daerah dan wilayah otonom serta kekuatan politik baru. Karena itu saya berharap terbentuk pemerintahan koalisi pada masa transisi. Dan saya meyakini bahwa ini adalah jalan terbaik untuk menghindari kekacauan dan untuk membangun kesepahaman-kesepahaman baru untuk menangani krisis ekonomi di negeri tersebut”.
Pertama, duta besar Jonathan Wilks tidak menutupi keengganannya mendengar sebutan Islam dan pemerintahan Islam. Dan ia memandang bahwa kebangkitan Islamiyah telah memenuhi cakrawala dan mendekati tegaknya daulah al-Khilafah. Maka Inggris seperti negara-negara barat lainnya terus mempertahankan harapan eksistensi imperialistiknya dan dominasi mereka terhadap negeri kaum Muslim akan terus berlanjut dan agar Islam tidak akan kembali lagi ke pemerintahan setelah negaranya hancur. Demikian juga mereka tidak percaya kepada arus (gerakan) islami yang mendekati tampuk pemerintahan hingga meski arus (gerakan) itu dekat dengan mereka sekali pun seperti Ikhwan al-Muslimin, yang meyakini demokrasi dan menerima pihak lain sebagai jaminan. Maka akhirnya Inggris dan negara-negara barat memaksakan “Islam” menurut mereka bukan sebagai agama Rabb semesta alam. Maka ia mengatakan, “Inggris dari sisi ideologi tidak menentang adanya arus (gerakan) islami seperti Ikhwan atau gerakan lain yang menerima demokrasi, kerjasama dan penghormatan terhadap pendapat orang lain …”. Demikian juga duta besar Jonathan Wilks tidak menyembunyikan adanya kontak dengan kekuatan politik lain di Yaman dengan tujuan menjadikan kekuatan politik itu ikut berkontribusi pada tahapan transisi yang akan datang setelah Saleh. Hal itu dikarenakan Inggris paham bahwa ia memiliki lingkungan politis yang berakar dalam di Yaman dan dia adalah pihak yang menang pada periode transisi itu.
Kedua, di bawah pergolakan yang sedang terjadi antara Amerika dan Inggris di Yaman dan Amerika mendompleng pada orientasi revolusi untuk mengeluarkan pengaruh politik Inggris saat ini dari Yaman, maka dalam kondisi demikian duta besar Inggris tidak menyembunyikan upaya negerinya untuk menjaga rezim yang sedang eksis di Yaman dan lingkungan politis yang menjadi pengikut mereka, serta tidak mentolerir Amerika menghancurkannya demi kepentingan Amerika mengadakan lingkungan politis dan rezim yang loyal kepada Amerika. Surat kabar ash-Sharqul Awsath mengutip ucapannya, “… kemudian kita punya pergolakan-pergolakan ini antara (keluarga Ahmar, keluarga Saleh dan Ali Muhsin), maka kita perlu melakukan rekonsiliasi di antara mereka untuk menghadapi tantangan-tantangan utama …”.
Inggris merasakan ambisi Amerika melalui aktifitas-aktifitas politiknya di Yaman untuk menghilangkan rezim Saleh dan pilar-pilarnya, meskipun harus dengan jalan menghimpun mereka di satu tempat untuk tujuan membebaskan diri dari mereka dengan rudal. Dan Inggris berusaha untuk mempertahankan siapa diantara mereka yang condong kepada musuhnya (Amerika) berdampingan dengan lingkungan politisnya bersama orang-orangnya terdahulu yang masih tersisa di Yaman yang melangkah untuk meluaskan pengaruh politiknya di Yaman.
Wahai kaum Muslim, wahai orang-orang yang berakal di Yaman, apakah Anda rela diperintah oleh Inggris dari balik batas melalui orang-orang yang menjual diri mereka kepada setan? Dan apakah Anda akan menggantinya dengan Amerika? Ataukah bahwa Rabb yang Maha Mulia lebih berhak untuk Anda taati dan Anda jadikan syariahnya memerintah Anda di bawah panji al-‘Uqab di daulah al-Khilafah?
Inggris Ingin Mewujudkan Pemeritahan Koalisi di Yaman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar