Ada riwayat tentang Sa’ad ibn Abi Waqqas dalam Madarij as Salikin. Dia adalah salah satu orang yang do’anya selalu dikabulkan Allah.
Dalam kitab Ibnu Rajab al Hanbali Fi Syarh Khamsin Haditha, tertulis:
Ketika Nabi Muhammad S.A.W. bersabda kepadanya: “Pastikanlah untuk makan makanan yang sepenuhnya halal, maka do’amu akan dikabulkan.”
Allah S.W.T. memberikan ujian kepadanya. Sa'ad kehilangan penglihatannya.
Pada suatu hari dia datang ke Mekkah. Orang-orang pun berkata “Lihatlah, Sa’ad ibn Abi Waqqas ada disini. Dia adalah orang yang do’anya selalu dikabulkan Allah.” Kemudian orang datang beramai-ramai/berbondong-bondong menghampirinya. Karena mereka tahu jika mereka berdo’a bersama Sa’ad, maka Allah akan mengabulkan do'a itu dengan cepat.
Pada suatu hari dia datang ke Mekkah. Orang-orang pun berkata “Lihatlah, Sa’ad ibn Abi Waqqas ada disini. Dia adalah orang yang do’anya selalu dikabulkan Allah.” Kemudian orang datang beramai-ramai/berbondong-bondong menghampirinya. Karena mereka tahu jika mereka berdo’a bersama Sa’ad, maka Allah akan mengabulkan do'a itu dengan cepat.
Abdullah ibn Saib R.A. berkata “Aku melihat Sa'ad. Masya Allah, dia adalah orang saleh. Dan apabila dia memohon, maka langsung dikabulkan Allah. Namun aku merasakan ada yang janggal. Sa’ad sendiri menderita kebutaan. Kenapa dia tidak berdo’a untuk dirinya sendiri dan meminta kepada Allah untuk menyembuhkannya? Jadi aku menghampirinya. Aku memperkenalkan diri kepadanya, dan dia mengenali suaraku.
Dia berkata 'Bukankah kau adalah pembaca Al-Qur’an yang terkenal dari Mekkah?'
Aku berkata 'Ya, benar.'
Aku berkata kepadanya 'Paman, aku benar-benar tidak bermaksud untuk mengganggu urusan pribadimu, tapi dapatkah aku bertanya kepadamu tentang sesuatu?'
Dia berkata 'Silahkan saja anakku.'
'Masya Allah, kau begitu baik karena mau berbagi do’a, dan apapun yang kau minta, maka Allah akan memberikannya. Shalat dan berdo’alah kepada Allah, maka Allah akan mengembalikan penglihatanmu.'
Jawaban yang diucapkan Sa’ad, kita tidak akan punya kemampuan untuk mencernanya, apalagi mempraktekkannya.
Dia berkata 'Anakku yang baik, Jazakallah atas kata-katamu yang baik, tapi aku lebih senang dengan apa yang telah ditetapkan Allah-ku kepadaku, daripada meminta kesembuhan. Jika hal ini yang diinginkan oleh Allah-ku, dan ini yang ditetapkan-Nya kepadaku, sedangkan Dia tahu apa yang baik bagiku, dengan begitu, rasa puas terhadap keputusan-Nya membuatku lebih senang, lebin menggetarkan hatiku, aku begitu bahagia karena ini.'
Riwayat dari Targhib:
Nabi A.S. bersabda “Orang yang saleh lebih senang, lebih tergetar hatinya, dan mereka sangat bahagia dengan cobaan, daripada bahagianya kalian ketika mendapatkan kesejahteraan.”
Ayo Subscribe ke YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/arceuszeldfer
Ayo Like Facebook Page-nya: Lampu Islam
0 komentar:
Posting Komentar